Minggu, 12 Desember 2010

Rian D Masiv


Biografi :

Ryan d Masiv yang bernama lengkap Rian Ekky Pradipta adalah vokalis dari salah satu band bergenre pop alternatif di Indonesia, d Masiv. Selain menjadi vokalis, sering kali Ryan juga yang menjadi motor band ini.

Terbukti, dirinya-lah yang menjadi pencipta bagi beberapa karya hit d Masiv yang banyak digandrungi fansnya. Ryan juga sering menciptakan karya untuk beberapa penyanyi lainnya di belantika musik Indonesia.

Selain perannya dalam d Masiv, Ryan adalah pria yang tertutup mengenai kehidupan pribadinya. Sering kali, Ryan lebih suka mengelak dan membicarakan karya-karya dan karirnya bersama d Masiv daripada hal-hal pribadi termasuk kekasihnya.

Beberapa kabar sempat beredar bahwa Ryan dekat dengan seorang gadis yang bernama Ayu Hapsari, yang juga berprofesi sebagai presenter dan pemain FTV. Namun, sekali lagi Ryan lebih memilih mengelak dan membiarkannya mengambang.

d Masiv Diberi Kesempatan Kedua Untuk Hidup


Kapanlagi.com - Keajaiban bukan lagi hal yang mustahil jika ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Seperti apa yang dialami oleh d Masiv. Meskipun mobil yang mereka kendarai pernah terbalik di jalan tol, mereka semua masih diberi keselamatan oleh Tuhan YME.

"Mobil kita pernah terbalik di tol. Melihat kondisinya lumayan parah. Tapi alhamdulilah Tuhan masih sayang pada kita," terang Ryan ketika ditemui di halaman Pemkot Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/08).

Dan diakui oleh vokalis d Masiv itu, kejadian tersebut memang membuat mereka menjadi ingin berbuat lebih baik lagi dalam hidup.

"Tiap orang pasti punya keinginan untuk berbuat lebih baik lagi. Apalagi kan dengan adanya kejadian yang menyangkut nyawa ya. Pokoknya kita lebih pengen menjadi orang yang berguna buat orang terdekat kita," tambah Ryan.

Dia pun mengungkapkan jika kejadian tersebut bisa jadi merupakan teguran dari Sang Pencipta. Karenanya, mereka berjanji akan berusaha untuk memperbaiki diri.

"Bisa jadi itu adalah teguran atau salah satu ujian dari Tuhan untuk menjadi yang lebih baik. Karena segala yang terjadi atau menimpa manusia pasti Tuhan pengen manusia itu lebih baik lagi," tegasnya. (kpl/ato/npy)

Sabtu, 27 November 2010

d'Masiv Pantau Kondisi Fans di Lokasi Bencana


Jakarta Fans berperan penting bagi band d'Masiv. Mendengar para penggemarnya terkena musibah bencana alam d'Masiv pun tidak bisa tinggal diam. Mereka terus memantau kondisi penggemarnya.

"Kemarin sempat nanya, kebetulan Masivers (sebutan untuk fans d'Masiv) di sana juga ngelakuin kegiatan sosial. Nggak cuma karena bencana aja. Tapi memang selalu komunikasi sama yang di sana," ujar Rian sang vokalis, ditemui usai mengisi acara 'DahSyat' di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (4/11/2010).

d'Masiv juga ikut membantu korban bencana dengan tampil di beberapa acara amal. Mereka juga menyisihkan hasil dari manggung untuk menyumbang.

Kebetulan Rian dan Kiki, gitaris d'Masiv juga besar di Yogyakarta. Bahkan hingga kini orangtua ibunda Rian dan Kiki masih tinggal di Kota Gudeg tersebut. Namun kondisi keluarga Rian cukup aman dari bencana Gunung Merapi.

Rian pun bersyukur karena lagu 'Jangan Menyerah' milik d'Masiv bisa jadi penyemangat bagi mereka.

Mbah Maridjan di Mata Ryan 'D'Masiv'


JAKARTA - Penjaga Gunung Merapi Mbah Maridjan telah tiada. Sebagai orang Yogya, Ryan 'D'Masiv' memiliki penilaian sendiri soal lelaki sepuh yang setia menjaga Merapi hingga akhir hayat itu.

"Dia sosok yang mulia. Dia setia menjaga Gunung Merapi sepanjang hidupnya. Bagi saya, jarang banget orang seperti Mbah Maridjan," kenang Ryan, belum lama ini.

Artis yang terlahir di Yogya dengan nama lengkap Rian Ekky Pradipta itu sangat kehilangan sosok Mbah Maridjan.

"Saya lahir di Yogya. Jadi dari kecil pasti sudah tahu tentang dia, walau belum pernah ketemu langsung. Pasti saya kehilangan ketika dia jadi salah satu korban Merapi. Mbah Maridjan itu sosok yang sangat dihormati di Yogya. Beliau setia menjaga gunung Merapi," pujinya.

Mbah Maridjan yang diberi gelar Mas Penewu Surakso Hargo, wafat pada 26 Oktober 2010, akibat terjangan awan panas Merapi. Lelaki kelahiran 5 Februari 1927, itu ditemukan tewas dalam kondisi bersujud di dalam rumahnya yang hancur dilibas awan panas.(ang)

D'Masiv Hibur Mahasiswa Baru STMIK Potensi Utama


D'Masiv Hibur Mahasiswa Baru STMIK Potensi Utama


Ratusan mahasiswa baru Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Potensi Utama tahun ajaran 2010/2011, mendapat hiburan spesial dari band yang saat ini sangat digandrungi anak muda yakni d'Masiv, Sabtu malam, di Selecta Imperial Lantai III.


Menurut Humas STMIK Potensi Utama, Asbon Hendra, pada Global, Minggu (14/11), sebagaimana penerimaan mahasiswa baru tahun-tahun sebelumnya, STMIK Potensi Utama memang selalu menyambut kedatangan mahasiswa baru dengan acara spesial berupa konser yang mengundang band ibukota ternama.


"Untuk konser kali ini bertajuk 'Bersama Menuju Prestasi' kita mengundang Band d'Masiv. Selain itu juga ada penampilan beberapa band pendamping lokal seperti SOP Band, Keraton Band, dan Blumint Band," ungkap Asbon.


Penampilan d'Masiv menghibur mahasiswa STMIK Potensi Utama pada Sabtu malam lalu, jelas Asbon, merupakan yang kedua kalinya. Dua tahun yang lalu, saat menyambut kedatangan mahasiswa barunya, STMIK Potensi Utama juga mengundang grup band yang sangat populer dengan lagunya berjudul 'Jangan Menyerah' itu. Sedangkan tahun yang lalu STMIK Potensi Utama mengundang grup Band Ungu.


Dalam penampilan d'Masiv di Selecta Imperial Sabtu malam lalu, grup band tersebut membawakan lagu-lagu andalannya seperti Jangan Menyerah, Sudahi Perih Ini, Merindukanmu, Katakan Terus Terang, semakin, Menanti Keajaiban, Tak Bisa Hidup Tanpamu, Cinta Ini Membunuhku.


Ratusan mahasiswa langsung merangsek menuju bibir panggung begitu d'Masiv tampil. Alunan musik dari band digawangi Rian pada vocal, Kiki dan Rama pada gitar, Rai pada bass dan Why pada drum menghentak ruangan di ball room Selecta dan membuat ribuan penonton ikut terbawa ruh dari lagu tersebut.


Kepiawaian Event Organizer (EO) Icha Azhar Adam dalam konser kali ini yang menampilkan tatanan panggung dengan cahaya hijau, putih dan biru menambah hangat suasana. Lagu dan aksi panggung yang dihantarkan personel band yang berdiri sejak Maret 2003 tersebut pun tak henti membuat penonton terpana.


Tak puas hanya bernyanyi di atas panggung, beberapa kali vokalis Rian mengajak penonton yang umumnya mahasiswa itu ikut mendendangkan lagu. Bahkan selain membawakan lagu, sang vokalis juga sempat memberi nasehat kepada para mahasiswa baru yang menjadi penonton konser tersebut agar dapat menjadi mahasiswa yang berprestasi dan dapat dibanggakan oleh orangtua.


Turut hadir dalam konser 'Bersama Menuju Prestasi' ini Ketua BPH STMIK Potensi Utama Bob Subhan Reza dan Ketua Yayasan Nuriandy BA, serta para dosen.


D’Masiv Peduli Pengungsi Merapi

Bencana gunung Merapi yang mengakibatkan ratusan jiwa melayang dan ribuan orang harus mengungsi menghindari kemungkinan terburuk, menimbulkan keprihatinan sejumlah selebritis Tanah Air.

Beragam cara dilakukan untuk menunjukkan kepedulian. Zackia Mecca dan Hanung Bramantyo misalnya.

Pasangan selebritis ini beberapa hari lalu menyerahkan bantuan popok bayi ke tenda pengungsian. Ada juga artis yang melelang pakaian kesayangan mereka dan hasilnya diserahkan kepada para pengungsi.

Selain itu, beberapa gitaris serta pemusik juga melakukan kegiatan amal dengan melelang sejumlah barang kesayangan mereka. Salah satunya Ryan d’Masiv yang menyumbangkan sepatu yang dipakai ketika dalam album "Perjalanan".

Khusus d’Masiv, band yang terbentuk 2003 lalu ini juga berencana melakukan konser amal dan sebagian hasilnya akan diserahkan kepada para pengungsi gunung Merapi.

"Kita memang berencana melaksanakan sejumlah event berkaitan dengan musik dan sebagian hasilnya nanti akan diserahkan kepada para pengungsi gunung Merapi," kata Kiki, gitaris d’Masiv yang ditemui saat menikmati durian party di Garuda Plaza Hotel (GPH), Sabtu (6/10) malam usai manggung di salah satu lokasi di Medan.

Menurut pria berambut kribo yang juga adik sang vokalis, tak kalah penting tentunya sebagai bentuk rasa persaudaraan, d’Masiv juga berniat mendatangi lokasi pengungsian. Hal ini, akan menambah spirit bagi para korban.

Apalagi bagi keluarga yang kerabatnya harus kehilangan nyawa.

"Ini kejadian yang sangat memprihatinkan dan menarik perhatian masyarakat internasional. Penting bagi para korban untuk diberikan semangat. Intinya seperti lagu yang pernah kita gulirkan, Jangan Menyerah," katanya.

Disinggung peran pemerintah yang terkesan kurang sigap, Kiki mengaku sebenarnya mereka sudah maksimal membantu para korban. Tapi memang harus banyak orang atau tim yang dilibatkan untuk menangani bencana luarbiasa ini, terutama saat mengevakuasi.

Sebagai orang yang berasal dari Yogyakarta, Kiki mengaku sangat prihatin dengan meletusnya keberadaan para pengungsi dan berupaya memberi bantuan. (hen)

Letusan Merapi, Keluarga Rian D'Masiv Selamat


Letusan Merapi, Keluarga Rian D'Masiv Selamat


JAKARTA - Rian D’Masiv bersyukur keluarganya selamat dari bencana letusan gunung Merapi Yogyakarta.

“Kalau keluarga di sana sih aman. Enggak ada yang mengungsi,” kata dia saat ditemui di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (4/11/2010).

Letusan gunung Merapi yang hampir berlangsung sepekan ini juga dirasakan oleh keluarga Rian di Yogyakarta. Dia mengatakan keluarga tidak ada yang mengungsi, karena tinggal di kota Yogyakarta.

“Enggak ada yang mengungsi, paling hanya pakai masker saja, karena abunya sampai ke rumah,” imbuh vokalis D’Masiv itu.

Kabar tersebut didapatnya setelah berkomunikasi dengan keluarga di Yogyakarta melalui telepon. Kata Rian, keluarga yang di antaranya adalah ayahanda dari ibunya, masih aman.

“Di rumah di sana ada kakek, orangtuanya mama. Masih aman sih,” kata dia.

Tentang kegiatan D’Masiv menyikapi bantuan bagi korban bencana, Rian mengatakan sudah mengadakan galang dana beberapa kali. Meskipun jumlahnya tidak besar, dia mengatakan D’Masiv tetap menyisihkan dana tersebut untuk membantu korban bencana.

“Hasil dari manggung, walaupun enggak seberapa, tapi kita coba untuk sumbangkan,” kata dia.

Dikatakan Rian, penggemar D’Masiv yang tergabung dalam Masivers di Yogyakarta juga mengadakan galang dana dan terjun langsung membantu para pengungsi.

“Kebetulan Masivers di sana juga melakukan kegiatan sosial,” pungkas Rian.(nov)

D’Masiv Live in Boshe


D’Masiv Live in Boshe

JOGJA- Rasa rindu pecinta musik Jogja terhadap band papan atas, D’Masiv bakal bisa terobati nanti malam. Karena band dengan personil Rian (vokal), Rai (bass), Rama (gitar), Kiki (gitar) dan Wahyu (drum) itu malam nanti (26/11), akan tampil di Boshe VVIP Club Jl Magelang Km 6,5 Jogja.

Mereka manggung di event amal untuk Jogja dengan tema ‘Jangan Menyerah’ yang bakal dimulai pukul 22.00 wib. D’masiv akan hadir membawakan hits dari album terbarunya, di antaranya Jangan Menyerah, Rindu Setengah Mati, Rindu Sahabatku, Cinta Sampai Di sini, Merindukan, Perih, Akhirnya ku Menemukanmu dan beberapa lagu lainnya.

Event malam nanti bertujuan membantu saudara-saudara korban bencana di Jogja dan Indonesia. ‘’D'Masiv dan Boshe akan menjadi penyambung tangan bagi teman-teman yang ingin membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah,’’ ujar Lova selaku Marketing Event Boshe.

Dikatakan, D'Masiv Live in Concert malam nanti juga dimeriahkan oleh Dj Ditto, Dj Vieno, MC Hajimme, VJ Fliphoz dan Second plan Band.

‘’Mari kita peduli untuk sesama. Tiketnya cukup Rp 65 ribu. Ada paket dari Rp 1,35 juta Include 4 pax dan 1 regular bottle untuk paket 1, Untuk paket 2 Rp 1,65 juta include 4 pax dan 1 premium bottle serta paket 3 Rp 2,4 juta include 6 pax dan 2 premium bottle,’’ ajak Loeva.

Dikatakan reservasi tempat bisa ke kantor boshe jalan C Simanjuntak 91 a Jogja. (bik)





Sabtu, 10 Juli 2010


Demi The Killers, D'Masiv Siap Tinggalkan Tanah Air


JAKARTA - Setiap band memiliki band favorit yang lain, entah itu lokal ataupun internasional. Begitu juga D'Masiv, demi band favorit mereka The Killers, Rian dan kawan-kawan rela meninggalkan tanah air.

Akan kemana mereka? Singapura. Ya, di negeri tetangga itulah personel D'Masiv akan menonton konser The Killers yang akan digelar 24 Januari mendatang.

"Kita memang sudah ngeblok dari beberapa bulan yang lalu untuk bareng-bareng nonton di Singapura tanggal 24 Januari," papar Rian ditemui di Musica Studio, Jumat (22/1/2010).

Menurutnya, rasa penasaran mereka itulah yang mendorong kelimanya rela terbang ke Singapura untuk menyaksikan performa langsung The Killers. Beberapa kali mereka nonton di MTV, DVD konser, dan lainnya, Rian menilai penampilan The Killers memang keret.

"Jadi penasaran ingin lihat live (performance)-nya kayak gimana," tandasnya.

Untuk band Internasional, D'Masiv sudah sering menontonnya. Sebut saja Coldplay dan Muse. "Kita hobinya nonton konser," ungkapnya.

Menonton konser bagi musisi adalah sebuah pembelajaran. Tak hanya internasional saja, tetapi band lokal pun bisa menjadi bahan belajar yang baik.

"The Killers merupakan salah satu band yang konsernya itu terkonsep. Band yang niat untuk mengadakan konser. Terakhir menonton konsernya dia yang di Albert Hall itu, keren banget," papar Rian.
(nov)

Go International, D'Masiv Belajar Bahasa Inggris.


JAKARTA - D’Masiv tidak puas hanya eksis di industri musik dalam negeri. Secara perlahan mereka mencoba menempus pasar internasional.

“Rencana besar kita mau go international. Kita ingin bisa tampil keliling dunia, bisa konser di luar negeri. Ya minimal Asia Tenggara dan kita ingin punya album yang bisa didengar di luar negeri,” kata Rian ditemui di RCTI, Jakarta Barat, belum lama ini.

Mimpi yang lama dibangun lima personel D’Masiv ini adalah ingin membuat lagu berteks bahasa Inggris. Rian mengatakan mereka ingin album yang murni berbahasa Inggris.

“Bukan awalnya berbahasa Indonesia lalu diubah ke bahasa Inggris. Makanya, kita belajar bahasa Inggris dulu,” aku Rian.

Setelah tujuh tahun, D’Masiv mencoba merangkul banyak fans yang ada di luar Jakarta. Mereka menilai fans adalah darahnya sebuah band musik.

“Kita merasa dihargai. Bagaimana mereka memberikan semuanya dengan kita. Kita sangat senang dan bangga, Restu datang sangat berkesan,” papar Rian.

Restu adalah fans D’Masiv yang datang saat D’Masiv tampil di Dahsyat Awards 2010. Dialah yang menjadi inspirasi bagi Rian saat menciptakan lagu Jangan Menyerah.

Meskipun lumpuh, Rian mendapat pelajaran dari Restu bahwa manusia harus tetap bersemangat meskipun didera kekurangan fisik. Lagu Jangan Menyerah yang tercipta dalam waktu 3 menit, merupakan persembahan D’Masiv bagi orang-orang yang memperjuangkan hidupnya.


"Shalat Jumat, Rama D?Masiv Teringat Tsunami"


BANDA ACEH– Lima tahun silam, Aceh pernah dihempas tsunami dahsyat. Gitaris D’Masiv Rama rupanya masih was-was musibah itu akan datang lagi. Sampai-sampai saat salat Jumat di Banda Aceh, kota yang sempat porak-poranda diamuk tsunami, pikirannya tak tenang.

Dalam lawatan ke sana kali ini, Rama menyempatkan diri shalat Jumat di Mesjid Baiturrahim, Ulee Lhue, Banda Aceh yang hanya terpaut beberapa meter dari bibir pantai.

Ulee Lhue termasuk kawasan terparah diterjang tsunami 2004 silam, separuh lebih warganya hilang, ratusan bangunan lenyap disapu gelombang, kecuali Mesjid Baiturrahim yang berdiri kokoh.

“Waktu lagi shalat Jumat tadi sempat kebayang sich, ini kalau tsunami datang ya udah aku pasrah aja dech,” katanya dengan tertawa lepas di Hotel Grand Nangroe, Banda Aceh, Jumat (4/6/2010).

Rama mengaku sudah menyimpan niat shalat Jumat di mesjid di dekat pantai di Aceh dan merasakan bagaimana beribadah di rumah Tuhan yang berlokasi di kawasan bekas amuk tsunami. “Makanya waktu ditanya tadi, aku bilang gitu. Kemudian dibawa ke sana tadi,” ujar dia.

“Cukup terkesan sich. Aku sempe bergetar kalo ingat kejadian itu,” tutur Rama.

Usai shalat, sang gitaris mengaku menyempat diri melihat gambar-gambar dan foto kedahsyatan tsunami Aceh yang dipajang di dekat Mesjid Bairurrahim. Hatinya kembali bergetar saat itu. “Aku prihatin, bergetar waktu liatnya,” ucap Rama.

Ini merupakan kali kedua Rama bersama rekan di D’Masiv bertandang ke Banda Aceh. Lawatan kali ini diakui Rama, lebih berkesan karena bisa shalat Jumat di mesjid Baiturrahim yang penuh keajaiban saat tsunami melanda Aceh 26 Desember 2004 lalu.

D’Masiv akan menghibur warga Aceh bersama J-Rock di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Sabtu malam besok.
(uky)

D'Masiv Mengheningkan Cipta buat Hasan Tiro:


BANDA ACEH– Meninggalnya Teungku Hasan Muhammad di Tiro, Kamis 3 Juni lalu menyisakan duka bagi mayoritas rakyat Aceh. Group band D’Masiv bersama para fans-nya di Aceh, menghening cipta untuk bekas deklarator GAM.

Wujud ikut berkabung itu ditunjukkan D’Masiv saat membuka konsernya di Pelataran Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Sabtu malam tadi. “Mari kita sama-sama hening cipta. Hening cipta dimulai,” kata vokalis D’Masiv, Ryan, Sabtu (5/6/2010).

Ratusan para Masiver (Julukan fans D’Masiv) mengikuti ajakan itu. Seketika, suasana senyap, hening menyelimuti lokasi konser sekitar satu menit.

Usai menunjukkan sikap dukanya, band berpersonil Ryan, Kiki (Gitar), Rama (Gitar), Rai (Bass) dan Why (Drum) mengawali aksi panggungnya dengan hits ‘Rindu Setengah Mati’ dan dilanjutkan dengan sejumlah tembang di album Jangan Menyerah dan Perjalanan yang baru saja dirilisnya.

D’Masiv tak tampil tunggal. Kali ini, J-Rock juga ikut menghibur warga Ibukota Provinsi Aceh dengan lagu-lagu barunya.

Aksi band berawak Imam (vokal), Wima (Bass), Sonny (Gitar) dan Anton (Drum) mampu membuat penonton berjingkrak ria ditengah hujan lebat disertai angin.
Konser sempat tak berjalan maksimal, karena sejak petang hingga acara berakhir, Banda Aceh diguyur hujan lebat. Sedianya dimulai pukul 20.00 WIB, acara juga tertunda hingga sejam lebih.

Tapi, ratusan penonton yang hadir, tampak antusias.
(uky)

D'Masiv Ingin Jenguk Ariel:


JAKARTA - D'Masiv menyimpan keinginan menjenguk Ariel yang kini masih meringkuk di sel tahanan Mabes Polri.

"Sebagai sesama musisi, kita juga satu label, pengin sebenarnya (menjenguk). Tapi belum ada waktu. Niat sih sudah ada," ungkap vokalis D'Masiv, Ryan, di Studio Penta, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (6/7/2010).

Band penembang Jangan Menyerah itu ingin tahu bagaimana kabar Ariel. "Pengin tahu aja, keadaannya gimana. Kemarin banyak yang tanya. Teman-teman sudah banyak yang ke sana, tinggal D'Massiv," imbuhnya.

D'Masiv sangat ingin menengok Ariel. Namun, mereka masih terkendala jadwal manggung di luar kota yang sangat padat.

"Kita kalau ketemu belum pernah karena tour di luar kota terus. Kalau ketemu paling ngobrol aja. Kita pasti akan bawa sesuatu. Buah tanganlah," tukasnya.
(ang)

d Masiv dan ST12 Tunjukkan Kepedulian Sosial:

Kapanlagi.com - Kasus yang dialami oleh Balqis, bocah penderita kelainan hati, sempat menarik perhatian publik. Kini hal tersebut terjadi terhadap Imel yang masih berusia 4,5 tahun, yang berasal dari Kota Medan, Sumatera Utara. Namun, kali ini perhatian diberikan pada band yang saat ini sangat digemari karena hits-hits andalannya, yakni d Masiv dan ST12. Hal ini berdasarkan akun Facebook yang ada saat dibuka.

Di mana kedua band tersebut telah melakukan pertemuan secara langsung dengan Imel di Bogor, tepatnya di kediaman almarhum Al Farisi yang juga merupakan bocah penderita kelainan hati. Karena sang ibu, Meirika dan Melati, menumpang untuk sementara waktu.

Hal tersebut dibenarkan oleh Meirika selaku orang tua Imel pada Rabu (31/3), yang mengatakan pertemuan dilakukan atas permintaan kedua musisi tersebut.

"Benar, anak saya Imel sudah bertemu langsung ama Mas Charlie dan kawan-kawannya. Semuanya biaya dari Medan ke Jakarta ditanggung. Awalnya mau galang bantuan dana dan dibuat live di televisi, tapi terjadi satu persoalan di Medan, makanya tidak jadi," ucap Meirika.

Di mana menurut Imel pertemuan dengan ST12 di tanggal 13 Maret di Bogor dan telah ditayangkan salah satu siaran infotainment.

"Waktu itu saya masih di Medan, lagi bertemu dengan wakil rakyat di Medan untuk meminta bantuan agar dapat bisa dapat Jamkesmas. Tapi sampai sekarang belum dapat karena Imel butuh biaya besar. Karena kami awalnya sempat di Bogor numpang di rumah Almarhum Al Farisi, yang sakitnya sama dengan putriku. Saat itu Mas Charlie udah bolak-balik menghubungi dan minta bertemu Imel. Akhirnya sepakat ketemu di tanggal 13 Maret di Bogor," papar Meirika yang tinggal di Jl. Cilacap, Belawan, Medan ini.

Usai bertemu Charlie, menurut Meirika, anaknya merasa senang dan ada rasa sedih karena lihat kondisi putrinya.

"Mas Charlie sedih lihatnya, sempat juga nangis lihat kondisi Imel, karena badannya kuning semua. Tapi biar tidak makin sedih anak saya berikan T-shirt saat itu warna hitam," jelasnya.

Tidak sampai di sini, Meirika saat hendak pulang ke Medan kembali dihubungi d Masiv hingga akhirnya di tanggal 22 Maret bertemu dengan para personilnya, sehingga menunda pulang ke Medan.

"Mas Ryan dari d Masiv juga sudah bertemu Imel. Semuanya personilnya saat itu langsung menggendong putri saya. Mudah-mudah adanya pertemuan ini anak saya bisa mendapatkan bantuan pengobatan dari yang lainnya," kata Meirika dengan lirih.

Bahkan, dikatakan Meirika dalam pertemuan tersebut Ryan sang vokalis membuat lagu untuk putrinya serta akan menggalang bantuan buat putrinya yang akan ditayangkan di salah satu televisi.

"Mas Ryan dari d Masiv waktu pertemuan tersebut langsung ciptakan lagu, judulnya Imel Cepat Sembuh untuk putriku. Dan ada rencana akan ada tayangan di stasiun televisi untuk galang bantuan. Semuanya permintaan dari d Masiv.Terima kasih ya Allah," ucapnya dengan sedih.

Sebagai seorang ibu Meirika telah berusaha mencari bantuan untuk biaya pengobatan putrinya yang mencapai Rp 1 miliar, tapi belum tercapai.

"Semua sudah dilakukan, ke wakil rakyat untuk dapatkan Jamkesmas sudah, tapi sampai sekarang belum ada jawaban. Hanya mas-mas artis dua itu yang bisa menghibur putri saya Melati. Mudah-mudahan ada yang membantu," harap Meirika.

Bahkan, setelah melihat adanya kepedulian d Masiv dan ST12, salah satu pemakai jasa jaringan Facebook membuka akun Facebook di Peduli Melati / Imel untuk menggalang bantuan dari para Facebooker. (kpl/romulo/bun)


d Masiv Belum Sempat Jenguk Ariel.



Kapanlagi.com - Banyak artis yang sudah menjenguk dan memberi dukungan moril pada Ariel di penjara, namun d Masiv, yang kebetulan satu label dengan Ariel belum juga menjenguknya. Apakah d Masiv tidak berniat bersimpati pada vokalis Peterpan itu?

"Sebagai sesama musisi, kita juga satu label, pengen sebenarnya. Tapi belum ada waktu. Niat sudah ada. Pengen tahu aja, keadaannya gimana. Kemarin banyak yang nanya, temen-temen sudah banyak yang ke sana, tinggal d Masiv," ungkap Ryan vokalis d Masiv di Studio Penta, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (5/7).

Karena jadwal tur yang sangat padat yang mebuat Ryan Cs belum punya kesempatan membesuk Ariel. Ryan tampaknya juga bingung akan membawa apa ketika ke sana. "Yang pasti akan bawa sesuatu. Buah tanganlah," pungkas Ryan. (kpl/hen/faj)

Sabtu, 26 Juni 2010


d Masiv: Ariel Musisi Yang Luar Biasa:


Personil d Masiv merasa prihatin terhadap nasib apes menimpa Ariel Peterpan yang kini menjadi tersangka atas kasus video porno. Hal ini dikatakan vokalis d Masiv, Ryan seusai menggelar temu pers pada Kamis lalu (24/06) dalam rangkaian konser X Mild di Medan yang meliputi Binjai dan Pancurbatu.

"Apa yang dialami Ariel, bagaimana pun kami merasa prihatin. Kiranya ini menjadi pelajaran bagi para musisi. Padahal Ariel itu musisi yang luar biasa, banyak karya yang bisa dihasilkan," kata Ryan kepada KapanLagi.com.

Dikatakan Ryan, seharusnya pihak Kepolisian bisa mempelajari dan memahami bagaimana dan siapa di balik itu semuanya.

"Masih ada azas praduga tak bersalah, di sini masih bisa dipelajari benar dan tidak. Tapi, itu semuanya wewenang polisi," kata Ryan.

Namun dalam hal ini Ryan berharap agar Ariel tetap tabah dan jangan sampai putus asa dengan apa yang dihadapi.

"Satu hal yang kami harapkan sebagai musisi, kiranya jangan mundur, tetap semangat menghasilkan karya-karya yang luar biasa lagi," ucap Ryan.

Sebelumnya, di hadapan wartawan, para personil d Masiv merasa terkejut saat ditanyakan serta enggan mengakui sudah melihat video itu. Tapi Rama sang gitaris tidak menampik akan hal ini.

“Sudah lihat sih dari teman tapi hanya sepintas saja karena penasaran, akhirnya lihat sama-sama," kata Rama yang diaminin para personil lainnya.

Tapi Ryan sang vokalis berharap agar media jangan hanya menyoroti hal-hal yang negatif sosok artis. Melainkan, melihat karya yang dihasilkan.

"Sebagai publik figur banyak hal-hal yang positif untuk diekspos. Karena bagaimana pun setiap orang memiliki dosa," ucap Ryan. (kpl/rom/rit)

Jumat, 18 Juni 2010



D'Masiv: Imel Cepat Sembuh.



"# Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah. Tetap jalani hidup ini.. melakukan yang terbaik."

Penggalan bait Jangan Menyerah yang dibawakan band D'MAsiv mengalun di depan pagar rumah bocah bernama Melati. Suasana haru langsung terasa, ketika Melati yang akrab disapa Imel keluar dari dalam rumah.

Inilah cara D'Masiv menunjukkan rasa kepeduliannya kepada Imel. Grup yang beranggotakan Ryan, Kiki, Rama, Ray, dan Wahyu, itu menggendong Imel sambil memberikan hadiah-hadiah yang sudah disiapkan. Orangtua Imel hanya bisa menangis terharu melihat anaknya diperlakukan dengan manja oleh band yang sedang naik daun itu.

"Makasih ya, Oom," ujar ibunda Imel mewakili anaknya yang sulit berbicara, seperti ditayangkan Halo Selebriti SCTV, Kamis (27/5).

Ryan dan kawan-kawannya memang membelikan Imel sejumlah boneka dan mainan. Tak hanya itu, mereka juga menyanyikan lagu berjudul Imel Cepat Sembuh. Lagu itu tercipta beberapa jam sebelum mereka tiba di rumah Imel.

Imel merupakan bocah yang mengalami kelainan hati (atresia bilier). Balita malang berusia empat tahun itu bersama orangtuanya tinggal di rumah kontrakan kerabat mereka.(OMI/SHA)

"Anugerah Musik Indonesia 2010" D`Masiv Borong Tiga Penghargaan


Grup musik d`Masiv berhasil memborong tiga penghargaan, pada ajang "Anugerah Musik Indonesia 2010", hanya lewat satu tembang laris mereka, Jangan Menyerah.

"Kita sempet shock dan grogi banget karena nggak nyangka aja," tanggap Rian kepada pers, tak lama setelah menerima satu dari tiga penghargaan mereka, belum lama ini di Jakarta.

D`masiv, yang beranggotakan Rian (vokal), Kiki (gitar), Rama (gitar), Rai (bas), dan Why (drum), pada ajang tersebut berhasil meraih penghargaan untuk kategori "Lagu Terbaik", "Grup Band Terbaik", dan "Karya Produksi Terbaik Terbaik".

Penghargaan tersebut, menurut Rian, membuat para personil band ini untuk tetap belajar dan berusaha memberikan yang terbaik, meski diakuinya pernah mengalami pengalaman dituding plagiat.

"Setiap kejadian yang sudah kita rasain dan hal-hal yang sudah kita lewati, walaupun nggak bagus buat d`Masiv, kita tetap belajar dan berusaha," katanya.

"Kita nggak boleh puas dengan yang sudah kita dapetin sekarang, karena kita bukan band apa-apa," tambah Rian.

Menurutnya, sama seperti latar belakang pembuatan lagu Jangan Menyerah, tema, judul, atau semangat lagu tersebut menyampaikan pesan bahwa manusia harus tetap berjuang dalam berbagai kesempatan.

"Lagu Jangan Menyerah ini lagu yang dibikin cepet banget! Nggak sampai 10 menit. Yang bener-bener gue rasain banget ketika melihat anak kena sakit kanker, tapi dia masih bertahan untuk hidup. Dan lagu ini jadi sangat universal banget," ungkap pemilik nama lengkap Rian Ekky Pradipta ini.

"Penghargaan ini kita persembahkan untuk orang-orang yang sudah mendoakan d`Masiv sampai sekarang ini, dan buat yang sudah memberikan masukan negatif ataupun positif. Terima kasih, karena itu sangat berarti banget," demikian Rian. [EL]

D'Masiv Fans Berat Rhoma Irama.


D'Masiv senang bisa membawakan lagu Rhoma Irama.

D'Masiv ingin mencoba sesuatu yang lain. Setelah fasih membawakan lagu pop, grup band yang digawangi Ryan sebagai vokalis ini, mencoba membawakan lagu dangdut di sebuah acara musik.

Tanpa pikir panjang, para personel D'Masiv sepakat untuk menyanyikan lagu 'Begadang' milih Haji Rhoma Irama. Selain itu, mereka juga mengaku sebagai penggemar berat penyanyi dangdut senior tersebut.

"Lagu Begadang legenda banget , semua orang tahu lagu ini. Dari dulu sampai sekarang, orang pasti tahu. Tapi tadi cengkok gue kurang, jadi nyanyiinnya masih ala D'Masiv," kata Ryan, di acara Dahsyat RCTI, 16 Juni 2010.

Dimata Ryan dan para personel D'Masiv, Rhoma Irama adalah penyanyi dangdut paling melegenda yang lagu-lagunya masih dikumandangkan dimana-mana.

"Dia (Rhoma Irama) buat lagu dengan tema keseharian. Dari lari pagi, begadang, penduduk Indonesia sampai syahdu. Lagu yang paling aku suka dari bang Haji adalah 'Bila kamu disisi ku' dan 'Syahdu' yang nempel banget sampai sekarang," ujar Ryan lagi.

Ryan cs berharap suatu saat nanti bisa menggarap dan mendau ulang kembali lagu-lagu dangdut yang menjadi hits sepanjang masa. Khususnya lagu-lagu yang dibawakan Rhoma Irama.

"Suatu saat pengen nyanyiin itu. Kalau ada kesempatan kenapa nggak. banyak karya-karya dari bang haji yang bagus," ucap Ryan yang mengaku pernah dua kali menyanyikan lagu dangdut.

Rabu, 16 Juni 2010


Ryan d Masiv Terinspirasi Dari Pengalaman Patah Hati:


Terinspirasi karena sakit hati dengan seorang wanita pujaannya, Ryan d Masiv menulis kisah cinta tersebut ke dalam sebuah lagu yang berjudul Apa Salahku. Menurut Ryan, kisah cinta tersebut dimulai ketika dirinya bertemu dengan seorang gadis di tahun 2007 silam.

Namun kedekatan mereka berdua tidak berlanjut ke hubungan yang lebih serius, karena si wanita ternyata hanya ingin memanfaatkan vokalis grup band d Masiv tersebut.

"Ini single ketiga dari album perjalanannya judunya Apa Salahku. Ya sebenarnya lagu ini aku tulis pas aku lagi ngerasain ini. Gue sempat dekat sama seorang cewek, terus dah dekat banget sama dia tapi gak pernah tahu rasanya apa gitu. Akhirnya gue tahu kalau dia itu cuma mau manfaatin gue aja," kenang Ryan.

"Ya, kan ada kata-kata 'apa memang ini yang engkau inginkan, tak ada sedikitpun untuk serius padaku'. Ya, intinya dia itu gak mau sama gue, gitu. Tahun 2007-an, ya kita ketemu teman aja. Kita memang dekat, tapi aneh aja ditembak gak mau. Gak mau tapi dekat banget gitu loh, akhirnya kita teman aja," imbuhnya, saat ditemui di sela-sela pembuatan video klip single Apa Salahku, di Jl. Masjid No. 24, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (16/6).

Lebih lanjut Ryan mengungkapkan, konsep video klip single Apa Salahku terbilang cukup unik, karena story line-nya mengungkap kehidupan seorang pelukis yang bisa melihat masa depan melalui media kanvasnya.

"Video klip ini sebenarnya lumayan unik sih, di sini ada jalan ceritanya. Uniknya ada seorang pelukis yang punya indra keenam, jadi apa yang terjadi di masa depan itu sudah dilukis sama dia. Ya gue sih belum terbayang jadinya kayak gimana, tapi kalau dilihat dari konsepnya sih seru," tandas Ryan.

Ryan d Masiv, Suasana Apapun Bisa Mencipta Lagu.



Dianugerahi talenta menciptakan lagu, Ryan d Masiv merasa sangat bersyukur karena tidak semua orang mempunyai bakat seperti dirinya. Ryan mengaku dalam menciptakan lagu tidak harus mencari ilham terlebih dahulu karena inspirasi menciptakan lagu bisa dalam suasana apapun.

"Gak tentu juga sih suasananya, kadang gue bikin lagu lagi di jalan, kadang lagi di mobil. Gue lagi duduk megang gitar terus jadi lagu. Kalau gue inspirasinya datang kapan aja datangnya," terang Ryan.

"Kalau gue orangnya kalau lagi ngerasain apa, gue tumpahin ke lagu. Pas gue ngerasain ini, gue tulis ke lagu mengalir aja," lanjut Ryan saat ditemui di disela-sela pembuatan video klip single Apa Salahku di Jl. Masjid No. 24 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (16/6).

Talenta yang dimiliki Ryan dalam bermusik tersebut, vokalis grup band d Masiv ini mengaku tidak mengetahui secara pasti, dirinya memiliki bakat dalam menciptakan lagu.

"Gue gak pernah tahu sih, ya percaya aja karena ini adalah pemberian Tuhan. Kalau orang les pun belum tentu juga, jadi kaya dah bakat alam sih," tandasnya.

Ryan d Masiv, Jangan Menyerah Bertemakan Sosial


Single Sudahi Perih Ini milik grup band d Masiv dikabarkan banyak menuai rupiah lewat Ring Back Tone (RBT). Ketika hal tersebut dikonfirmasi kepada Ryan d Masiv, sang vokalis tersebut mengaku belum mengetahui pasti nilai rupiahnya karena belum 6 bulan.

"Alhamdulillah banget RBT bagus banget, Sudahi Perih Ini sudah mulai naik top chart-nya di TV dan radio. Kalau di TV masih peringkat satu di MTV Ampuh. Laporannya cuma bagus, kita belum denger pastinya berapa karena kan belum 6 bulan kan," jelas Ryan saat ditemui di sela-sela pembuatan video klip single Apa Salahku di Jl. Masjid No. 24 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (16/6).

Sukses mengeluarkan single bertema cinta, Ryan mengaku juga merilis tembang yang bertemakan sosial seperti lagu Jangan Menyerah, yang terinspirasi oleh seorang anak cacat.

"Sebenarnya lagu Jangan Menyerah bisa jadi lagu sosial. Soal lagu itu kan luas banget, bahkan nilai religiusnya juga ada di situ," papar Ryan

Jumat, 11 Juni 2010

Kalah Tajir, Rian 'd'Masiv' Ditolak Cewek.


Semarang Bagi vokalis d'Masiv, Rian, lagu berjudul 'Dia atau Aku' punya arti khusus. Lagu itu tercipta karena Rian yang kalah tajir, pernah ditolak cewek.

"Saya menyukai cewek, tapi ternyata cewek itu disukai orang lain. Cewek itu memilih dia," ujar Ryan di sela konser 'As You Like It, Release the Spirit' di Hall Rama Shinta, Hotel Patrajasa Semarang, Jl. Sisingamangaraja, Rabu (19/5/2010) malam.

"Saya kalah tajir dibanding cowok itu. Kalah ganteng. Itu jadi inspirasi judul lagu ini, 'Dia Atau Aku'," lanjut cowok yang bernama asli, Rian Ekky Pradipta itu.

Rian tak menyebutkan kapan peristiwa itu terjadi. Namun, ia mengaku saat itu dirinya belum seperti ini. "Ke mana-mana masih naik angkot," katanya lagi.

Saat musik mulai mengiring, cowok berambut lurus ini berpesan agar cewek-cewek tak melihat cowok hanya dari sisi materinya. Menurutnya, sikap itu menyakitkan bagi sebagian orang.
d'Masiv Dag Dig Dug Jelang Konser di Singapura.


Singapura - Rabu (2/6/2010) d'Masiv akan konser di Singapura. Band yang berdiri pada tahun 2003 itu mengaku gugup karena pertama kali konser di Singapura.

Rencananya esok Rian cs akan tampil bareng Sheila On 7 di konser yang bertajuk 'Indo Music Fest Singapore 2010'. Acara yang dipromotori oleh Green Media itu akan berlangsung di Fort Canning Park.

“Senang banget. Tapi deg-degan juga pertama kali main di Singapura. Biasanya kita di sini jalan-jalan atau nonton konser musisi luar negeri. Eh sekarang malah kita yang manggung di sini,” kata Rian saat ditemui di ruangan Ripta Loka, Gedung KBRI Singapura, Singapura, Selasa (1/6/2010).

Sebelum menggelar konser perdananya di Singapura para personel d’Masiv menyempatkan diri untuk bertemu dengan para pelajar Indonesia di ruangan Ripta Loka, Gedung KBRI Singapura. Saat itu d’Masiv sempat membawakan lagu 'Jangan Menyerah' dan 'Rindu Setengah Mati' dengan akustik.

“Senang banget bisa ketemu d’Masiv dari deket. Terutama pas lagi sesi tanya-jawabnya. Lebih seru lagi kalau misalnya lagu yg dibawain tadi lebih banyak,” kata Shannen Dermawan, seorang pelajar Indonesia di Singapura seraya tertawa.

Mau mendegarkan lebih banyak lagu dari d’Masiv? Yuk datang ke konser 'Indo Music Fest Singapore 2010' di Fort Canning Park pada, Rabu, 2 Juni 2010 pukul 08.00 waktu setempat. Tiket masuknya dibanderol dengan harga $48 Singapura atau sekitar Rp 320 ribu.

Rabu, 21 April 2010


Ribut Kasus Plagiator, d'Masiv Raih 6 Juta RBT:
Jakarta - Cap band plagiator bagi d'Masiv akhir-akhir ini kembali marak. Walau begitu band asal Jakarta itu meraih angka 6 juta kopi untuk jumlah download nada tunggu ponsel.

"Kita nggak pernah nyangka sejauh ini. Ini seperti mimpi buat kita," ujar Rian sang vokalis ditemui di Hard Rock Cafe, Plaza XXI, Jakarta Pusat, Rabu (1/4/2009).

Sukses d'Masiv itu dimulai sejak mereka merilis album perdana bertajuk 'Perubahan' pada Januari 2008 lalu. Dari album tersebut telah lahir lebih dari 4 single andalan yang semuanya dinikmati pecinta musik.

Namun di tengah kesuksesan mereka, masalah pun bermunculan. Hampir keseluruhan materi musik dalam album 'Perubahan' disebut-sebut mirip dengan karya beberapa band besar dunia. Sebut saja My Chemical Romance, Muse, Switchfoot juga Incubus.

"Intinya kalau aku bikin lagu mengalir sih nggak pernah mikir. Seandainya ada kemiripan, itu nggak sengaja. Kebetulan d'Masiv emang suka band-band kayak Muse, Switchfoot, Incubus. Kita emang terinspirasi banget sama mereka," jelas Rian.


Drummer d'Masiv Nikah Muda...!!!!
Jakarta Drummer d'Masiv, Wahyu Piadji, memutuskan untuk menikah muda di usia 22 tahun. Wahyu telah menjalin asmara lebih dari tiga tahun dengan pasangannya, Tian.

Sebelumnya Wahyu dan Tian berbeda keyakinan. Namun pasca Idul Fitri lalu, Wahyu memilih untuk memeluk agama Islam. Ia akan melaksanakan pernikahan pada 10 Januari 2010 di Cimahi, Bandung. Wahyu akan jadi personel d'Masiv pertama yang melepas lajangnya.

Walau tak lagi berstatuskan pria lajang, Wahyu menjamin pernikahannya tak akan mengganggu karirnya bersama d'Masiv. Pelantun hits 'Jangan Menyerah' itu baru saja merilis album keduanya dan siap unuk promo.

"Kita sudah tahu porsi masing-masing, nggak ada yang mengganggu banget, nggak ada pengaruhnya sama sekali," ujar Wahyu, saat ditemui di Hard Rock Cafe, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2010).

Keputusan sang drummer untuk menikah muda bukan karena ada masalah. Ia mengaku sudah sangat cocok dengan sang kekasih. "Kalau udah cocok kenapa tidak disegerakan," tuturnya.

Ia pun tak ketinggalan meminta doa restu kepada para Masivers (sebutan untuk penggemar d'Masiv.red) di seluruh Indonesia.

Perjalanan: Pembuktian d'Masiv Lepas Cap Plagiat.

Jakarta - Sejak awal mungkin d'Masiv memang tak pernah berniat melakukan tindak plagiat. Sayang, kebetulan karya-karya mereka di album perdananya mirip dengan single beberapa band dunia. Lalu salah siapa?

Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Itulah yang dilakukan band jebolan Wanted 2007, d'Masiv. Mereka membuktikan kepantasannya dipuja di dunia musik lewat album 'Perjalanan'.

'Rindu 1/2 Mati' jadi single pembuka. Lagu pop mellow yang menyentuh hati. Rian sang vokalis, tahu benar mengambil nada yang tepat. Jangan heran jika Anda terhanyut dalam lagu ini. Hal itu juga dilakukan Rian saat membawakan dua lagu dari mini albumnya 'Mohon Ampun Aku' dan 'Jangan Menyerah' yang juga ada di album ini.

'Sudahi Perih Ini' adalah sebuah single lawas milik mereka yang digarap ulang dengan rapi. Begitu juga dengan lagu 'Aku Takluk' yang sebelumnya adalah lagu panggung d'Masiv dengan judul 'Playboy Tobat'. Versi lagu di album ini lebih dewasa, lebih dikemas dengan tepat. Tak terlalu berapi-api ala ABG namun berhasil menyampaikan pesannya dengan baik.

'Jangan Pergi' tak sebaiknya Anda lewatkan. Lagu mellow ini dibalut gitar akustik dan lirik yang dalam. String section diisi violis kenamaan Hendri Lamiri.

Satu lagi yaitu 'Menanti Keajaiban'. Lagu ini membuat d'Masiv terdengar sangat berbeda. Sedikit bernuansa blues namun tak melepaskan ciri khas mereka. Liriknya?

Haruskan diriku menanti keajaiban?
Berharap dirimu bisa bersanding denganku..
Walau badai datang menghantam tubuhku ini..
Ku tak akan mengurungkan niatku bersamamu..


Rian memang pandai bermain kata. Setidaknya untuk mengekspresikan perasaannya dalam lagu. Bravo guys!

Daftar track album 'Perjalanan' d'Masiv:
1. Rindu 1/2 Mati
2. Sudahi Perih Ini
3. Apa Salahku
4. Semakin
5. Jangan Pergi
6. Tak Sejalan Lagi
7. Mohon Ampun Aku
8. Ungkap Saja
9. Dia / Aku
10. Ku Jatuh Cinta Lagi
11. Aku Takluk
12. Menanti Keajaiban
13. Menyegarkan
14. Jangan Menyerah


Rian 'd'Masiv': Manggung Itu Seperti Ibadah.

Jakarta - Seorang penyelenggara konser bernama Rizal menuntut pidana kepada d'Masiv karena dinilai telah lalai untuk manggung. Padahal arti manggung bagi sang vokalis, Rian sudah selayaknya ibadah.

"Aku kalau manggung itu selalu merasa kayak ibadah. Kalau nggak jadi manggung ya seperti nggak jalani ibadah. Rasanya nggak enak," ujar Rian ketika berbincang dengan detikhot lewat sambungan telepon, Senin (8/3/2010).

Mengenai alasan batal pentas di Sinjai, Sulawesi Selatan, 27 Februari lalu, Rian mengaku tak tahu dengan jelas. Para personel d'Masiv menyerahkan semuanya kepada manajemen.

Sebagai pemain, Rian hanya mendapat kabar bahwa band yang baru saja merilis album 'Perjalanan' itu batal pentas. Rian juga mengaku baru tahu dengan masalah laporan Rizal ke Polda Metro Jaya.

"Kita percayakan yang terbaik sama yang lebih tahu. Kita Bismillah aja," jelas Rian.

Rian 'd'Masiv': Manggung Itu Seperti Ibadah.




Minggu, 11 April 2010


INFO:

Tepat tanggal 17 Maret 2010 sehari setelah d’Masiv kembali dari Promo dan tour Gresik –Surabaya, mereka kembali membuat video klip terbaru, klip dengan judul Lagu “Jangan Pergi”. Kesibukan yang sangat padat tak tergantikan dengan apapun lelah yang mereka rasakan saat ini. Semangat idolaku! Tepat pukul 5.30wib d’Masiv bergegas berangkat ke lokasi syuting kali ini lokasinya di Gedung CTC Kramat, lokasi yang sama dengan syuting video klip Rindu ½ Mati, namun kali ini berbeda sutradara dan konsepnya loh, video klip Jangan Pergi disutradarai oleh Nicholas, dan konsepnya kali ini d’Masiv hanya sebagai pemain band saja tidak sebagai aktor di klip ini ucap Rian.
Semua terlihat begitu sibuk sana-sini setting alat dan tempat untuk klipnya, terlihat santai Rian
duduk bermain BB menunggu untuk take dan dia terlihat tak begitu lelah berbeda dengan pada saat klip sebelumnya yang mana Rian harus lari sana-sini dengan kostum yang berat dan peralatan yang berat untuk dibawa. Kostum yang dikenakan d’Masiv kali ini terlihat simpel namun keren banget, perpaduan warna dark dan keabuabuan mewarnai klip kali ini. Proses pengambilannya seperti biasa Rian terlebih dahulu yang mendapat giliran setelah Rian selesai barulah player yang lain menyusul Rama, Rai, Why, dan Kiki sudah bersiap dengan kostum yang mereka siapkan. Saatnya beraksi semua personel d’Masiv berada disebuah ruangan yang dilengkapi dengan settingan alat band seperti layaknya mereka perforn, terlihat aksi mereka begitu serius, semangat, ngerocks abis, dan Garang. Wah keren ya! Proses syuting yang tidak terlalu lama pada akhirnya selesai pukul 18.30wib, karena mereka akan berangkat ke Thailand esok tanggal 18 Maret dan baru akan kembali 21 Maret 2010. Jangan lupa oleh-olehnya ya! Tunggu sebentar trus kapan mereka beradegan sebagai aktor layar lebar? Kalian penasaran ya semuanya? Setelah ditelusuri ternyata lagu “Jangan Pergi” akan dijadikan soundtrack film layar lebar. Wah makin penasarankan kalian semua, yang pasti kita semua senang karena lagu d’Masiv selain digunakan untuk sinetron kali ini digunakan untuk Film Layar lebar. Mantabs! Mudah-mudahan yang akan datang d’Masivnya yang akan berlaga difilm layar lebar, Amin. Masivers tunggu video klipnya dan Filmnya ya nanti pas tayang kalian semua harus nonton bersama keluarga kalian. ugkhee :))

Senin, 05 April 2010

Modal Pantang Menyerah, Kiat d'Masiv Tapaki Karir Dunia Musik:

SURABAYA - Baru meluncurkan dua album, namun d'Masiv sukses bertengger menjadi band laris saat ini. Grup yang beranggota Why (drumer), Rian (vokalis), Rama (gitaris), Kiki (gitaris), dan Rai (basis) itu sekarang tengah disibukkan promo album Perjalanan. Jadwal manggung keliling berbagai kota di Indonesia padat menanti. Berikut wawancara dengan mereka di Penthouse Café, Surabaya, kemarin (15/3), beberapa jam sebelum tampil.

---

Apa yang dilakukan ketika tiba di sebuah kota baru?

Kiki: Kalau memang masih ada tenaga, kami nyari-nyari makanan atau tempat yang asyik buat nongkrong.

Rian: Kurang suka jalan sih, tapi bukan berarti nggak mau. Biasanya lebih suka di hotel.

Rama: Kalau di Surabaya ini, kami sempat ke rumah teman. Banyak teman-teman kami di sini.

Kalau manggung, siapa yang menyiapkan kostum?

Kiki: Siapin baju sendiri.

Why: Bergantung, kalau evennya besar, kadang yang nyiapin pihak pengundang atau manajer.

d'Masiv melejit setelah menang A Mild Live Wanted 2007. Seandainya saat itu tidak menang, apa yang akan dilakukan?

Rian: Kalau memang nggak menang, pasti Tuhan punya rencana lain yang indah untuk kami. Tugas kami berdoa dan berusaha.

Rama: Urusan manusia ya kerja keras melakukan yang terbaik. Usaha harus optimal. Doa tidak akan ada apa-apanya kalau kita bermalas-malasan.

Barang yang selalu dibawa saat ke luar kota?

Rian: iPod

Why: Dompetku. Soalnya, ada uang. Itu terpenting buat jajan (lantas tertawa).

Kiki: Kostum manggung dan peralatan mandi.

Rai: Handphone penting banget buat keep constant sama keluarga dan teman di luar sana.

Rama: Laptop.

Rian: Isi laptop Rama gambar-gambar syur, maka nggak boleh lupa.

Rama: Astagfirullah (tertawa).

Siapa yang paling sulit bangun bagi bila di luar kota?

Semua menunjuk Rai.

Rian: Rai justru baru tidur pas ayam jantan bangun.

Kiki: Bangunin Rai memang sulit setengah mati (menyanyi seperti lagu hit d'Masiv, Rindu 1/2 mati)

Rai: Saya memang punya sindrom sulit tidur alias insomnia. Jadi, wajarlah kalau sulit juga bangunnya.

Apa arti fans buat d'Masiv?

Rian: Karena mereka ada, kami pun ada. Mereka yang membeli album-album serta lagu-lagu kami.

Lagu Jangan Menyerah milik kalian punya lirik yang bisa menginspirasi banyak orang. Bagaimana rasanya?

Rama: Ya, kami tidak menyangka lagu itu bisa sebegitu kuat. Kami dengar ada yang menyebutnya seperti lagu religi. Syukurlah kalau begitu. Niat kami sih hanya membuat lagu yang menghibur sekaligus bermakna.

Rian: Intinya, lagu itu berpesan agar jangan pernah menyerah. Kami juga tidak pernah ingin menyerah. Dari yang hanya bermodal stik drum, alhamdulillah bisa seperti sekarang. Modalnya ya keyakinan dan tetap bersemangat serta sekali lagi, jangan menyerah. (rio/ayi)
Carissa Putri Melayang Bersama Ryan D'Masiv.
Carissa Putri akan menemani Ryan D'Masiv di panggung Kilau 17 ANTV :


Carissa Putri merasa bangga bisa terpilih menjadi model dalam aksi panggung D'Masiv di Kilau 17 ANTV.

Carissa Putri tampak konsentrasi saat melakukan latihan 'terbang' di gladi resik acara ulang tahun ANTV, di JIExpo Kemayoran, Rabu, 24 Maret 2010.

"Aku latihan pakai sling, biar nggak ketakutan dan percaya diri, kalau takut aku pegangan, jangan sampai tegang karena senarnya lumayan tajem juga, aku hanya mencoba rileks aja," kata wanita cantik belasteran ini.

Diatas panggung nanti, Carissa akan menjadi model D'Masiv saat membawakan lagu "Rindu Setengah Mati".

"Saya akan ada diatas bulan sabit, saya cium tangan Ryan dan begitu terus sampai lagunya abis," kata Carissa.

Carissa Putri akan tampil cantik dalam efek bulan sabit. "Jujur saya takut ketinggian, ini semua saya lakukan demi ANTV, aku percaya dengan tim ANTV yang bisa ngatur sling nya, tadi baru latihan sling dulu, bulan sabitnya belum jadi dan belum seimbang, aku coba sampai 5 kali, akhirnya rasa takut hilang," ujar Carissa.

D'Masiv: Belum berani coba-coba.

Nama d'Masiv (sempat bernama d'Massive) sebagai rising star band mulai dikenal setelah single 'Tak Bisa Hidup Tanpamu' wara-wiri di stasiun televisi. Single tersebut dirilis dalam album kompilasi festival band 'A Mild Live Wanted' tahun 2007 dimana d'Masiv keluar sebagai pemenang pertama. Setelah selesai album kompilasi tersebut, d'Masiv yang terdiri atas Rian (vokal), Riki (gitar), Rai (bass), Rama (gitar) dan Wahyu (drum) mulai unjuk gigi dengan mengeluarkan album perdana bertajuk Perubahan. Single yang dipilih adalah Cinta Ini Membunuhku. Di dalam lagu bertempo lambat tersebut, dapat disimpulkan karakter vokal Ryan sangat kuat sehingga lagu tersebut cukup manis untuk disimak. Sepuluh lagu yang disodorkan dalam album ini rata-rata masih bercerita tentang cinta seperti kebanyakan band-band masa kini lainnya.

Sementara 'Diam Tanpa Kata' sangat beat up diawal dan bisa membuat Anda berjingkrak. Sedikit terdengar seperti Nidji, namun ada beberapa nuansa Sheila on 7, dengan balutan vokal yang disebut-sebut mirip David 'Naif'. Bagaimana jadinya jika digabungkan? Eh, ada gaya rock jepang di beberapa bagian yang terdengar sempurna. 'Merindukanmu' sanggup membawa Anda melayang-layang membayangkan kekasih tercinta yang kini entah di mana. Lagu ini sangat mellow dengan tambahan biola dan karakter vokal yang harus diacungi jempol. Hampir keseluruhan lagu dalam album ini ditulis sang vokalis. 'Sebelah Mata' terdengar sangat catchy dan cocok untuk bergoyang. Lagu ini boleh jadi calon hits kedua mereka.

Secara keseluruhan album ini memang hanya memperkenalkan jalur musik yang dipilih d'Masiv. Terdengar sedikit membosankan karena mereka belum berani untuk bervariasi lewat bunyi-bunyian lain. Namun sebagai band baru, d'Masiv punya karakter vokal yang sangat khas. Sang vokalis mampu membuai pendengarnya dengan tehnik vokal yang sempurna.

Selasa, 23 Maret 2010


Yovie Lecehkan D’masiv dan ST 12:


Ajang Malam Anugerah Musik Indonesia mendaulat Yovie and The Nuno sebagai pemenang penghargaan Album Terbaik, mengalahkan beberapa pesaingnya seperti ST 12. Namun sebuah celaan atau sindiran terlontar dari mulut Yovie saat mengucapkan terima kasih di atas panggung AMI Award.

“Alhamdulillah. Ini Anugerah Musik Indonesia kan, bukan Anugerah Musik Melayu?" kata Yovie saat menerima penghargaan di Balai sarbini, Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (24/04).

Meski tidak jelas makna ucapan Yovie tersebut, namun tentunya hal ini bisa di kaitkan dengan kemenagan grub band ST12, yang meraih penghargaan di ajang yang sama dalam kategori Band Pop Terbaik.

Tak hanya itu saja, Yofie kembali melemparkan sindiran kepada Grub band D’masive yang belakangan ini di cap sebagai grub band plagiat oleh para pencinta musik tanah air.

“ Kami akan mepertahankan karya yang original. Semoga kami tidak tergoda untuk menjadi band plagiat,” seru Yovie dengan nada tegas.

Jika benar ini sebuah sindiran, semoga saja ini merupakan sindiran yang membangun.



Nidji Sedih Fansnya Pindah Ke MASIVER:


Nidji, band idola muda saat ini sedang dirundung sedih. Salah satu fans fanatik mereka yang bernama Ayu telah pindah ke lain ‘hati’.

Mantan Nidjiholic yang dahulu selalu setia mengikuti Giring cs manggung dimana pun, kini sudah beralih menjadi MASIVER, sebutan fans sejati D'MASIV.

“Dulu ada Nidjiholic kita, perempuan, yang sering banget nongkrong di base camp. Dia tuh sampe tau rumah gue dimana. Namanya Ayu. Tapi kita sedih karena sekarang dia udah jadi MASIVER.” Jelas Giring saat ditemui dalam sebuah acara di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (20/11).

Namun saat ditanya perihal kepindahan sang fans berat ke band lain, Giring emoh untuk mengungkapkan mengapa hal tersebut dapat terjadi. Meski begitu, Giring tetap mengambil sisi positif dibalik semua ini, yaitu fans adalah keluarga juga.

”Kita harus benar-benar menghargai keberadaan fans. Kalau ada fans yang datang ke base camp, kita harus akrab sama mereka. Ajak mereka makan juga kalau kita lagi makan. Pokoknya menurut kita fans adalah keluarga kita juga.” Papar Giring lebih lanjut.



Tak hanya orang dewasa yang ngefans dengan d Masiv, tapi anak berusia 9 tahun juga menjadi Masiver sebutan bagi fans d Masiv. Sebut saja Dafa (9 tahun) yang menjadi Masiver sejak 2 tahun lalu. Melihat fenomena tersebut, Ryan, sang vokalis d Masiv mengaku sangat senang lagunya bisa diterima oleh segala lapisan.

Awali 2010 d’Masiv Ingin Hapus Image Plagiat:


Cap plagiat yang disematkan oleh pendengar musik tanah air terhadap album perdana grup band d’Masiv rupanya berdampak buruk bagi laju grup band yang digawangi oleh Ryan cs. Hal itu yang membuat d’Masiv lebih berhati-hati dalam membuat sebuah lagu.

Ditemui dalam acara peluncuran album terbarunya, para personel d’Masiv mengaku lebih berhati-hati dalam membuat dan mengaransement lagu terbaru mereka di album terbarunya kali ini.

“Memang kita jadi agak lebih hati-hati, kalau ada kemiripan mending kita buang sekalian. Takutnya jadi batu sandungan lagi “ ungkap Rian kepada para awak media saat ditemui di Hard Rock CafĂ©, Rabu (06/01)

Sejauh ini mereka mengaku tidak terpengaruh dengan cap plagiat yang diberikan oleh masyarakat pada d’Masiv. Bagi mereka berkarya dan menciptakan lagu sebaik-baiknya itu jauh lebih penting.

“Bagi kita itu kritikan dan membuat kita lebih baik. Tapi kita tidak terpengaruh dengan itu. Yang penting berkarya dan menghasilkan karya yang baik “ papar d’Masiv.



d Masiv Obsesi Ngamen di Negeri Paman Sam:

Keliling Indonesia dan dikenal banyak orang menghiasi warna-warni perjalanan grup band d Masiv di tahun 2009 ini. Menurut Ryan, selama tahun 2009 dirinya dan teman-teman d Masiv banyak menemukan sesuatu yang luar biasa baik suka maupun duka.

"Di tahun 2009 kita banyak menemukan suatu yang luar biasa. Keliling Indonesia, dikenal banyak orang. Kita tanggapi suka duka, semua seneng aja, " tutur Ryan saat ditemui di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis (31/12) kemarin.

Lebih lanjut, Ryan menjelaskan obsesi anak-anak d Masiv yang belum tercapai di tahun 2009 adalah menjadi terkenal di mancanegara dan ngamen di negeri Paman Sam.

"Kita juga baru keluar album. Nggak hanya terkenal di dalam negeri, di luar negeri juga bisa. Itu obsesi kita. Kalau belum tercapai itu main di Amerika atau di mana gitu. Itu kan impian," terang Ryan.

Senin, 22 Maret 2010


SMA Ryan d Masiv Jadi Lokasi Terdahsyat:


Acara musik DAHSYAT memang tak hanya dilangsungkan di dalam studio RCTI saja. Kadang kala acara yang dibawakan oleh trio presenter Raffi Ahmad - Olga Syahputra - Luna Maya itu mengadakan acara mereka di luar studio. Dan karena diadakan di luar studio, acara mereka pun menjadi lebih heboh dan dahsyat lagi.

DAHSYAT pun memberikan apresiasi tinggi untuk lokasi-lokasi yang mereka 'pinjam' untuk mengadakan acara musik favorit tersebut. Dan apresiasi itu ditunjukkan dengan memberikan nominasi penghargaan Lokasi Terdahsyat dengan lima nominator.

Mengalahkan nominator lainnya, SMA 101 Jakarta pun dipilih sebagai lokasi terdahsyat. Dan uniknya, SMA ini adalah tempat vokalis band penerima penghargaan Video Klip Terdahsyat, Ryan d Masiv, menghabiskan tiga tahun masa sekolah yang kata orang tak akan pernah terlupakan itu.

Perwakilan dari SMA 101 untuk menerima penghargaan sendiri juga menyebutkan jika Ryan adalah salah satu muridnya di SMA. Rupanya, sejak SMA Ryan sudah mulai bergelut dengan dunia musik. Bahkan, sang guru menyebutkan jika Ryan kadang bolos untuk menyanyi.

Namun, dilanjutkan oleh sang guru, beliau tetap bangga karena akhirnya Ryan menjadi sosok yang dikenal di Indonesia dan menjadikan SMA 101 sebagai Lokasi Terdahsyat dalam Dahsyatnya Awards 2010 ini.

Tak Terima Dituding Mangkir, D’Masiv Lapor Balik Ke Polisi:


Kasus wanprestasi yang kini menyeret nama grup band D’Masiv tampaknya akan berlangsung panjang. Setelah sebelumnya mereka dilaporkan ke pihak berwajib lantaran batal mengisi acara ulang tahun kota Sinjai, Sulawesi Selatan pada tanggal 27 Februari lalu. Kini D’masiv balik melaporkan pihak penyelenggara acara tersebut ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan pencemaran nama baik.

“Ya kita melaporkan mereka dengan tuduhan pencemaran nama baik.” ungkap Markus Adolfis Tetelepta, selaku manager grup band D’masiv kepada para awak media di Polda Metro Jaya, Rabu (10/03)

Menurut Adolf memang benar jika pihaknya telah menerima uang sebesar 50 juta sebagai tanda jadi. Namun hingga waktu keberangkatan, pihaknya belum juga mendapat kepastian prihal tiket dan keperluan atau ‘readers’ D’Masiv untuk perform disana.

“Sebenarnya kita sudah sepakat kalau Tiket PP, Bagasi Airport dan sebagainya harus sudah kami terima pada H-7 . namun sampai hari keberangkatan kita belum juga menerima semuanya. Bagaimana kita mau berangkat.” Tegasnya

Tak kunjung datangnya tiket serta kepastian dari pihak panitia membuat D’masiv akhirnya memilih untuk membatalkan niatnya untuk berangkat. Namun mereka berjanji jika akan mengembalikan honor yang mereka dapat.

“Dengan dibatalkan atau tidak jadi kesana maka manajemen telah mengambil keputusan untuk mengembalikan seluruh uang yang kita terima.” papar Adolfis


Kejar Target, D’masiv Kelelahan:


Setelah beberapa saat lalu grup band D’masiv meluncurkan album terbaru mereka yang bertajuk ‘Perjalanan’ kini Rian cs mengaku tengah sibuk melakukan promo album mereka ke beberapa daerah di Indonesia.

Bahkan lantaran sibuk dengan promosi album terbaru mereka, para personel D’masiv mengaku kelehan dan capek.

“Seminggu ini padat banget. Alhamduilillah kita baik-baik saja, meski bada agak sedikit tidak enak lantaran seminggu sibuk promo album,” ungkap Rian sang vokalis saat ditemui di studio musica, Jakarta, Jumat (22/01)

Rian mengatakan, untuk promo album terbaru ini dapat dipastikan jadwal makan dan tidur mereka menjadi berantakan dan tidak teratur. Rian yang mengaku baru tidur jam 03.30 WIB pagi tadi, harus bangun dan bersiap-siap berangkat pada pagi harinya.

“Tadi bangun tidur cuman minum teh hangat doang. Udah gitu semalam tidur jam setengah empat dan harus bangun pagi untuk kesini dan lanjutin perjalanan. Tapi harus dibawa enjoy semua ini, namanya juga kerjaan.” bebernya